Menjadikan Menulis Sebagai Passion

     Senin malam, tepatnya tanggal 14 Juli 2021 pukul 19.00 WIB adalah pertemuan perdana kegiatan belajar menulis PGRI melalui WA grup. Pak Wijaya Kusumah atau sapaan akrabnya Om Jay membuka kegiatan malam ini. Om Jay menuturkan kalau acara malam ini akan dipimpin oleh Ibu Aam Nurhasanah dari Lebak Banten bersama narasumber keren Ibu Sri Sugiastuti, atau sapaan akrabnya Ibu Kanjeng dari Keraton Solo. Bu Kanjeng adalah sosok inspirator dan motivator yang hebat. Beliau juga seorang guru pegiat literasi nusantara. Nah, pada malam ini beliau akan memaparkan materi “Jadikan Menulis Sebagai Passion”. 

   Sesi kuliah online pada malam ini, peserta menyimak materi yang disampaikan di grup WA. Dilanjutkan membuat resume dan memposting di blog masing-masing. Bagi saya pribadi, ini merupakan pengalaman baru dan tentunya tantangan untuk belajar menulis. Berikut hasil resume yang sudah saya buat, semoga bermanfaat...

   Mungkin ada pertanyaan di benak pikiran kita. Mengapa menulis itu menjadi passion yang menjanjikan? Jawabannya, karena hingga hari ini profesi penulis adalah salah satu profesi  yang mulia, sangat dihormati dan dihargai secara sosial. Selain itu, kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berpikir. Oleh karena itu kemampuan menulis harus dimiliki oleh setiap orang, khusunya guru. 

   Coba renungkan hal berikut! Sesungguhnya banyak diantara kita yang bermimpi ingin menjadi penulis. Namun seiring berjalannya waktu terkadang kita sering banyak alasan, sehingga tidak dapat mewujudkan impian tersebut. Sebaliknya, mereka yang berkomitmen, bersungguh-sungguh dan memiliki potensi diri untuk menulis, merekalah yang dapat mewujudkannya. Menulis merupakan keterampilan yang harus dilatih dan butuh proses. Banyak sekali kendala dan hambatan yang sering kita dihadapi. Seperti merasa tidak berbakat menulis, tidak memiliki ide, tidak memiliki waktu, tidak suka menulis, dan lain sebagainya. 


   Jika kita belajar menulis dari nol, maka ada alur tulisan menuju naskah hingga menjadi buku. Awalnya kita akan mendapat banyak kendala, bisa dari dalam atau dari luar. Maka dari itu kita perlu motivasi, bisa dari siapa saja dan cara yang berbeda. Seperti membaca buku, melihat youtube, atau juga mengikuti kelas menulis untuk membangkitkan semangat  menulis. Selain itu juga harus diimbangi dengan etos kerja yang kuat. Sehingga naskah yang kita tulis menjadi sebuah buku atau karya tulis. Selanjutnya, bagaimana caranya menjadikan menulis sebagai passion? Tentunya menulis adalah hal yang harus kita sukai, dan lama-lama akan kita kuasai. Dari apa yang kita sukai tersebut, nanti rejeki akan mengikuti sendiri. Nah, ketika menulis sudah menjadi passion maka kita akan rajin membaca buku, mulai mencoret-coret, mencari ide tulisan, dll. 

     Kita bisa memulai menulis dari kata “WHY”. Mengapa dimulai dengan kata why? Karena kalau kata “mengapa” kita kembangkan secara mind mapping, maka akan berkembang menjadi banyak sekali ide tulisan sesuai dengan yang kita inginkan. Seperti mengapa kita menulis, mengapa kita harus sukses, mengapa kita gagal, dan lain sebagainya. Tulisan-tulisan tersebut nantinya sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi orang lain. Kalaupun tidak bermanfaat untuk orang lain, setidaknya kita sudah menuangkan isi hati kita, sudah menuangkan apa yang ada di benak pikiran kita sebagai suatu tulisan. Dan kita akan kaget dan tersenyum, koq bisa ya kita menulis seperti ini. 

     Selanjutnya, kita bisa memulai menulis dari kata “HOW”. Dari kata how (bagaimana) kita bisa mengembangkan ide tulisan yang banyak sekali. Seperti bagaimana menjadi sukses, bagaimana cara kerjanya, dan masih banyak lainnya.  Pada prinsipnya, pertanyaan “how” lebih bersifat teknis dan jawabannya cenderung mudah dipelajari melalui proses latihan. Sedangkan pertanyaan “why” lebih filosofis dan dan berhubungan dengan nilai, visi, dan misi hidup kita di dunia ini. Semua itu menjadi tulisan yang runtut dan enak dibaca oleh pembaca, asalkan kemampuan menulis terus kita asah. 

Ada beberapa alasan mengapa kita menulis, diantaranya:

  1. Orientasi Material. Menulis bertujuan untuk mengejar uang, bisa dari royalty, fee pembicara, dan semacamnya. Apalagi jika berhasil menulis novel yang sampai diangkat ke layer lebar.
  2. Orientasi Eksistensial. Menulis bertujuan untuk mengejar popularitas dan pengakuan dari masyarakat. Bayangkan jika buku kita best seller, kita akan jadi penulis terkenal, diundang ke berbagai acara, maka kita berkesempatan memiliki relasi yang luas. 
  3. Orientasi Personal. Menulis bertujuan untuk mencurahkan atau mengeskpresikan perasaan, pengalaman, atau kisah pribadi agar dapat dibaca oleh orang lain. 
  4. Orientasi Sosial. Menulis bertujuan untuk mempengaruhi atau mengubah cara berpikir masyarakat serta membangun sebuah  peradaban. 
  5. Orientasi Spiritual. Menulis bertujuan untuk beribadah dan memperoleh pahala dengan mengajak pembaca melakukan perbuatan baik. Menulis buku jika dimaknai sebagai amal shaleh yang tidak pernah terputus sepanjang masih dibaca dan mendatangkan manfaat.

Beberapa hal di atas adalah bagian dari motivasi menulis, bagaimana kita bisa meraih mimpi dan punya buku. Harus kita tanamkan dalam diri, saya harus menjadi yang terbaik dan manusia yang bermanfaat. Benar yang dikatakan Hadis Nabi, bahwa “Khoirunnas anfa’uhum linnas” yang artinya sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat untuk manusia lain. Salah satu caranya dengan menulis. 

Untuk menjadi penulis yang baik, ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan diantaranya :

  1. Read (membaca). Modal pertama yang harus kita miliki adalah membaca. Berapa banyak buku dan bahan bacaan lain yang sudah pernah kita baca? Untuk menjadi seorang penulis yang baik, harus jadi pembaca yang baik. Kita perlu membaca banyak buku baik yang bersifat general atau spesifik, sesuai dengan background akademik atau passion kita.  
  2. Discuss (berdiskusi). Selain membaca, modal kedua yakni menjadi pendengar yang baik dan juga berdiskusi. Berapa sering kita mendiskusikan dan merenungkan isi buku yang pernah kita baca? Hal ini penting karena ide dan gagasan seringkali muncul saat kita mendialektikakan bahan bacaan yang kita baca dengan bacaan orang lain atau dengan diri kita sendiri. Bila diperlukan, ada baiknya kita memiliki mentor menulis yang tepat. 
  3. Look and Feel (lihat dan rasakan). Secara langsung apa yang kita lihat di TV atau lainnya akan mempengaruhi tulisan kita. Berapa sering kita mengamati dan merasakan apa yang terjadi di lingkungan kehidupan sekitar kita? Baik secara langsung maupun apa yang kita lihat dan baca di media (TV, radio, internet, medsos, dll). Kita harus peka dengan lingkungan sekitar, sehingga apapun akan menjadi ide tulisan.  
  4. Socialize (bersosialisasi). Modal terakhir menjadi penulis yang baik adalah bersosialisasi. Seberapa luas pergaulan dan area sosialisasi kita dengan orang lain? Dan berapa banyak pengetahuan, pengalaman, dan kisah orang lain yang dapat kita serap? Tentunya ini penting, semakin luas kita bergaul dengan orang lain maka ide membuat tulisan akan lebih banyak. 

Apa harus yang harus kita siapkan untuk menulis? Ada beberapa hal yang harus disiapkan dalam proses menulis : 

  1. Menggali dan menemukan gagasan/ide. Pada tahap ini, penulis melakukan kegiatan penggalian gagasan atau ide. Kegiatan ini bisa dilakukan melalui pengamatan baik terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi, imaginasi, dan kajian Pustaka. 
  2. Menentukan tujuan, genre, dan segmen pembaca. Setelah menentukan gagasan/ide, penulis perlu menentukan tujuan menulis, genre yang diikuti, serta target segmen pembaca. Sasaran pembaca akan menjadi bahan pertimbangan penting dalam menentukan warna tulisan.
  3. Menentukan topik. Penentuan topik dilakukan setelah penulis menetapkan untuk apa menulis, genre apa yang dipilih dan siapa sasaran pembacanya. Misalnya, tujuan menulis untuk memberikan informasi tentang kesehatan. Genrenya tulisan populer. Jika sasarannya adalah remaja, maka penulis bisa menentukan tulisan misalnya dengan topik “Menjadi sukses di usia muda”.
  4. Membuat outline. Outline merupakan bentuk kerangka tulisan. Kerangka tersebut menunjukkan gambaran materi yang akan ditulis. Menulis outline cukup dengan garis besarnya saja. Karakteristik outline yang baik memiliki kesederajatan yang logis, kesetaraan struktur, kepaduan, dan penekanan.
  5. Mengumpulkan bahan materi/ buku. Penulis wajib membaca banyak buku dan sumber bacaan lain untuk memperkaya perspektif dan referensi. Selain itu agar semakin banyak ide atau gagasan yang dapat dikembangkan. Apabila sudah menemukan topik, maka bahan bacaan yang dikumpulkan sesuai dengan topik yang sudah ditentukan.

Selanjutnya, bagaimana kita menulis? Jawaban terbaiknya adalah Just do it. Tulislah apa yang ingin kita tulis. Misalnya tulis buku yang kita sukai, tokoh inspirasi dalam menulis, dll. Penulis pemula sebaiknya lebih fokus pada ketekunan dalam proses menulis. Menulis itu harus sabar. Tulislah semampu kita terlebih dahulu. Jangan berpikir harus sempurna dan jangan terlalu idealis. Boleh bermimpi suatu saat buku kita akan best seller dan ini akan menambah semangat kita untuk menulis. Selain itu, menulis tidak semata-mata untuk kepuasan segi materi, bisa juga untuk kepuasan batin. Menulis buku jika dimaknai sebagai amal shaleh yang  tidak pernah terputus sepanjang masih dibaca dan mendatangkan manfaat bagi orang lain, maka kita telah menanamkan investasi besar untuk kehidupan akhirat.


Ketika berproses menjadi seorang penulis, ada baiknya kita memperhatikan hal-hal berikut :

  1. Time target (target waktu). Target waktu sangat penting bagi seorang penulis. Berapa hari/ bulan buku yg kita tulis harus jadi. Misal, buku antologi targetnya 2 minggu harus jadi. 
  2. Discipline (Disiplin). Penulis harus disiplin dan tidak menunda waktu. Kalau sudah punya jadwal menulis hari minggu ya harus dikerjakan, biar tulisan segera jadi. 
  3. Comfortability (Kenyamanan). Ketika menulis kita harus menciptakan suasana yang nyaman. Duduk di depan laptop selama 3 jam jika suasana tidak nyaman, maka tidak akan menghasilkan tulisan. Jika hati sudah nyaman dan pikiran sudah fokus maka tulisan mengalir dengan sendirinya.
  4. Facilities (Fasilitas). Fasilitas juga menjadi pendukung kita dalam menulis. Laptop/hp yang digunakan untuk menulis jangan sampai ada gangguan, atau fasilitas lain yang kita perlukan tidak tersedia. 
  5. Mood Booster. Terakhir, mood booster sangat penting agar semangat menulis selalu ON. Sehingga buku yang kita tulis selesai sesuai target.  

     Terakhir, setelah kita menyelesaikan naskah kasar dari buku yang kita tulis (rough draft), tahapan yang harus dilewati hingga terbitnya buku kita adalah: Ediing (Penyuntingan), Rivising (Revisi), dan Publishing (Publikasi). Menyunting yaitu langkah perbaikan draf naskah berdasarkan pedoman yang berlaku. Merevisi yaitu langkah memperbaiki naskah. Dan publikasi yaitu langkah mempublikasikan karya/tulisan. Buku yang telah tercetak memerlukan proses promosi serta distribusi. Promosi bisa dilakukan melalui media sosial (Facebook, Instagram, WhatsApp, atau yang lainnya). Promosi juga bisa dilakukan melalui resensi buku di media cetak seperti koran, majalah, buletin, selebaran, bedah buku, seminar, talk show atau yang lainnya.

    Sungguh luar biasa materi yang disampaikan oleh Bu Kanjeng. Para peserta juga diajak menulis buku antologi bertema pengalaman pertama menulis. Ayo jadikan menulis sebagai passion. Kumpulkan semua ide yang gentayangan di sekitar kita menjadi sebuah karya. Semangat menulis dan berkarya..  #nan

  • Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
  • Resume ke : 1
  • Gelombang : 19
  • Tanggal         : 14 Juli 2021
  • Tema : Menjadikan Menulis Sebagai Passion
  • Narasumber : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. (Bu Kanjeng) 

Related

coretan 6769590604608799472

Posting Komentar

  1. Komplit. Bagus sekali. Sukses ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Bu Ros.. sy masih penulis pemula dan harus banyak belajar

      Hapus
  2. Bagus skli bu. Saya ingin skali mnulis. Bgmna cranya buat blg mnulis sprti ini

    BalasHapus
  3. Terima kasih Bu. Saya download tema blog terlebih dahulu, terus nanti disisipkan di pengaturan blognya Bu 🙏🙏

    BalasHapus
  4. Balasan
    1. Terima kasih Bapak.. ini msh belajar menjadi guru penulis

      Hapus

emo-but-icon

About KSGN

About KSGN

Guru Blogger

Follow us !

Postingan Populer

Tayangan

Label

Arsip Berita

item